Sejarah G20: Evolusi Hingga Ajang Diplomasi

--

Oleh : Putri Julia Canastie dan Adhfar Aulia Syuhada

Research and Analysis Staff of FPCI Chapter UII

G20 adalah suatu forum multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dan negara-negara berkembang dalam sektor ekonomi untuk mengamankan pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi global di masa depan. G20 terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa yang merepresentasikan sekitar 65% populasi dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% PDB dunia. Negara-negara yang menjadi anggota G20 yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Britania Raya, Cina, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, dan Turki. Tujuan awal pembentukan G20 adalah untuk menjaga stabilitas keuangan global melalui kerja sama antara negara maju dan negara berkembang serta perubahan tata kelola keuangan global (Jokela, 2011). Pembentukan G20 diawali dengan adanya urgensi untuk mencari solusi atas kondisi ekonomi akibat krisis keuangan yang terjadi pada rentang 1997–1999.

Sebelum terbentuknya G20, telah diselenggarakan empat pertemuan yang dihadiri para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara maju dan negara-negara berkembang, perwakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Pertemuan tersebut terjadi pada rentang 1998–1999 dengan agenda mencari solusi atas ketidakstabilan ekonomi dunia melalui forum konsultasi internasional. Meskipun demikian, hal-hal mengenai jumlah anggota maupun syarat keanggotaan dalam forum yang berkaitan dengan institusi formal pada sektor keuangan dan ekonomi multilateral ini tidak dibahas lebih lanjut.

Pada tahun 1999 para menteri keuangan G7 telah mendiskusikan perihal gagasan, kemudian kelompok baru yang ingin dibentuk bersama dengan institusi-institusi keuangan ekonomi global. Para menteri keuangan negara-negara anggota G7 menetapkan gagasan pembentukan suatu forum yang dapat memfasilitasi kerja sama di antara negara-negara dengan tingkat ekonomi yang tinggi pada penyelenggaraan KTT Cologne Juni 1999. Pada penyelenggaraan KTT tersebut, terjadi perdebatan mengenai peran forum baru meliputi cara adaptasinya dalam sistem keuangan internasional hingga pengaruhnya dalam mengubah lingkungan global. Hal ini dapat diartikan bahwa para anggota yang bukan bagian dari G7 harus berpartisipasi dalam mengarahkan tata kelola keuangan global.

Munculnya gagasan tentang kerja sama dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi dunia yang berkelanjutan oleh para menteri dan gubernur bank sentral negara-negara anggota G7 juga dipengaruhi oleh terjadinya krisis keuangan di Asia sehingga pembahasaan mengenai pembentukan forum baru yang berfokus pada masalah stabilitas keuangan kembali dimunculkan. Gagasan ini kemudian diratifikasi oleh para menteri dan gubernur bank sentral sehingga terbentuklah G20 tingkat menteri sebagai suatu forum debat dan konsensus informal.

Pertemuan pertama G20 tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral terjadi di Berlin pada Desember 1999 atas inisiatif dari Amerika, Jerman, dan Kanada. Pertemuan ini dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Indonesia, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Turki, dan Uni Eropa. Pertemuan pertama tersebut terjadi 1 tahun setelah krisis moneter melanda. Format G20 yang mengundang Menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari masing masing negara terjadi hingga tahun 2007. Pada periode tersebut, beberapa topik yang menjadi fokus utama dari pertemuan-pertemuan tersebut adalah pencegahan krisis, tantangan globalisasi, perlawanan terhadap teror finansial, pertumbuhan ekonomi, pengaruh komoditas dan ekonomi, dan kebijakan fiskal.

Agenda G20 mengalami perubahan pada rentang 1999–2007. Perubahan ini dilatarbelakangi oleh pengalihan fokus dari pembahasan stabilitas keuangan menjadi pembahasan masalah ekonomi jangka panjang. Berdasarkan perannya dalam tata keuangan global dan hubungannya dengan institusi-institusi lain, terjadi perdebatan tentang peran G20 karena pertemuan G20 tingkat menteri tidak dapat menggantikan pertemuan G7 tingkat menteri. Oleh karena itu, muncul gagasan baru untuk membentuk G20 pada tingkat kepala negara yang bertujuan untuk memperluas pengaruh dan aspirasi terhadap struktur keuangan global dalam penanganan masalah-masalah ekonomi global.

G20 mulai mendapat sorotan dalam dunia politik internasional ketika format pertemuan G20 berubah dari semula hanya pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral masing-masing negara anggota menjadi pertemuan para pemimpin dari masing-masing negara anggota. Perubahan format ini pertama kali diimplementasikan pada pertemuan G20 yang diselenggarakan di Washington D.C., Amerika Serikat pada tahun 2008. Perubahan format ini disebabkan oleh adanya krisis finansial tahun 2008, yang mana krisis tersebut adalah krisis finansial terbesar sejak The Great Depression pada tahun 1929–1939. Pada pertemuan tersebut, beberapa topik yang menjadi pembahasan utama adalah stabilisasi sistem finansial, pengawasan regulasi finansial, reformasi lembaga keuangan global, dan sokongan terhadap pertumbuhan finansial. Setelah pertemuan tersebut, terjadi pertemuan para pemimpin kedua di London, Inggris pada 2009 dimana para negara anggota G20 memberikan dukungan pencegahan terhadap krisis finansial global sebesar 5 miliar dolar AS. Di tahun yang sama, terjadi pertemuan kedua di Pittsburgh, Amerika Serikat para negara anggota G20 sepakat untuk menjadikan G20 sebagai forum ekonomi utama yang dihadiri oleh para pemimpin menggantikan forum G8. Dari perubahan format tersebut maka penyelenggaraan global governance atau penyatuan pemerintahan tingkat internasional pun menjadi semakin nyata.

Di sisi lain, forum G20 ini dapat juga menjadi momentum pertemuan bilateral bagi beberapa negara anggotanya. Pertemuan-pertemuan bilateral ini menjadi pilar penting bagi hubungan negara-negara anggota tersebut. Pertemuan ini juga merupakan momentum yang tepat bagi masing-masing negara untuk menyampaikan keinginannya kepada negara anggota yang lain. Berikut adalah beberapa momen ikonik dari pertemuan yang terjadi pada forum G20.

A. Pertemuan Donald Trump dan Vladimir Putin Osaka 2019

Pertemuan bilateral Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Vladimir Putin pada forum G20 yang diselenggarakan di Osaka, Jepang pada tahun 2019 menjadi sorotan media pada saat itu. Pada forum tersebut, Donald Trump meminta pada Vladimir Putin untuk tidak mengganggu jalannya pemilihan presiden di Amerika Serikat yang akan terjadi setahun setelah pertemuan tersebut digelar. Pemilihan Presiden Amerika Serikat tentu akan selalu mengundang konflik politik baik dalam maupun luar Amerika Serikat sehingga Trump meminta kepada Putin untuk tidak mengganggu jalannya pemilihan.

B. Pertemuan Joko Widodo dan Xi Jinping Bali 2022

Pertemuan bilateral Presiden Indonesia Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping yang diselenggarakan pada forum G20 Bali 2022 juga menarik perhatian media. Kerjasama Indonesia dengan RRT yang begitu banyak khususnya di bidang investasi membuat pertemuan ini semakin menarik. Pertemuan tersebut membahas beberapa kerjasama yang akan dilanjutkan dan dimulai seperti pembangunan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta-Bandung dan rencana kerjasama dalam kerangka kerja poros maritim dunia dan Belt Road Initiative (BRI). Pertemuan ini juga semakin menarik karena dalam rilis pers, Jokowi menyebut Xi Jinping sebagai “kakak besar” dan mengucapkan selamat kepada Xi Jinping karena kembali sukses memperpanjang masa jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China.

Referensi:

Berger, A., Cooper, A. F., & Grimm, S. (2019). A decade of G20 summitry: Assessing the benefits, limitations and future of global club governance in turbulent times. South African Journal of International Affairs, 26(4), 493–504.

Egeham, L. (2022). Jokowi Panggil Xi Jinping dengan Sebutan Kakak Besar. Liputan6.com. Diakses pada 1 Desember 2022, dari https://www.liputan6.com/news/read/5127495/jokowi-panggil-xi-jinping-dengan-sebutan-kakak-besar

History of the G20. (n.d.). Sherpa G20 Indonesia. Diakses pada 27 November 2022, dari https://sherpag20indonesia.ekon.go.id/public/en/history-of-the-g20

Jokela, J. (2011). The history of the G-20. In THE G-20: A PATHWAY TO EFFECTIVE MULTILATERALISM?. European Union Institute for Security Studies (EUISS), 11–30.

Kirchner, S. (2016). The G20 and Global Governance. The Cato Journal, 36(3), 485–506.

Rampton, R. (2019). Trump, with a wag, asks Putin not to meddle in U.S. elections. Reuters. Diakses pada tanggal 1 Desember 2022, dari https://www.reuters.com/article/us-g20-summit-trump-putin-idUSKCN1TT0NL

--

--

FPCI Chapter Universitas Islam Indonesia

A student-led organization aiming to bring foreign policy to the grassroots level | linktr.ee/fpciuii | Instagram: @fpci_uii | Twitter: @fpciuii